Tautan-tautan Akses

AS: China Perkuat Mesin Perang Rusia dengan Peningkatan Penjualan Peralatan


Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Presiden China Xi Jinping berjabat tangan saat pertemuan mereka di Beijing, China, 9 April 2024. (Foto: Layanan Pers Kementerian Luar Negeri Rusia via AP)
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Presiden China Xi Jinping berjabat tangan saat pertemuan mereka di Beijing, China, 9 April 2024. (Foto: Layanan Pers Kementerian Luar Negeri Rusia via AP)

Menurut sebuah kajian dari Amerika Serikat (AS), China telah meningkatkan penjualan peralatan mesin, mikroelektronik, dan teknologi lainnya ke Rusia yang kemudian digunakan Moskow untuk memproduksi rudal, tank, pesawat terbang, dan persenjataan lainnya untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina, menurut penilaian AS.

Dua pejabat senior pemerintahan Biden, yang membahas temuan sensitif tersebut pada Jumat (12/4) tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa pada 2023 sekitar 90 persen mikroelektronika Rusia berasal dari China. Rusia menggunakannya untuk membuat rudal, tank, dan pesawat terbang. Hampir 70 persen dari impor peralatan mesin Rusia senilai sekitar $900 juta pada kuartal terakhir 2023 berasal dari China.

Para pejabat mengatakan entitas China dan Rusia juga telah bekerja sama untuk memproduksi kendaraan udara tak berawak di Rusia, dan perusahaan China kemungkinan besar menyediakan nitroselulosa kepada Rusia yang digunakan dalam pembuatan amunisi.

Sejumlah perusahaan yang berbasis di China seperti Perusahaan Teknologi Sensor Global Wuhan, Perusahaan Teknologi Tongsheng Wuhan, dan Hikvision menyediakan komponen optik untuk digunakan pada tank dan kendaraan lapis baja Rusia.

Para pejabat mengatakan bahwa Rusia telah menerima optik militer untuk digunakan dalam tank dan kendaraan lapis baja yang diproduksi oleh perusahaan China, iRay Technology dan Institut Penelitian Elektro-Optik China Utara. Mereka juga mengatakan bahwa China telah menyediakan mesin UAV dan mesin turbojet untuk rudal jelajah kepada Rusia.

Impor semikonduktor Rusia dari China melonjak dari $200 juta pada 2021 menjadi lebih dari $500 juta pada 2022, menurut data bea cukai Rusia yang dianalisis oleh Free Russia Foundation, sebuah kelompok yang mengadvokasi pengembangan masyarakat sipil.

Presiden Rusia Vladimir Putin, (kiri) berbicara dengan Jenderal Zhang Youxia, Wakil Ketua Komisi Militer Pusat China, dalam pertemuan di luar Moskow, 8 November 2023. (Foto Kremlin via AP)
Presiden Rusia Vladimir Putin, (kiri) berbicara dengan Jenderal Zhang Youxia, Wakil Ketua Komisi Militer Pusat China, dalam pertemuan di luar Moskow, 8 November 2023. (Foto Kremlin via AP)

Beijing juga bekerja sama dengan Rusia untuk meningkatkan kemampuan satelit dan ruang angkasa lainnya untuk digunakan di Ukraina, sebuah perkembangan yang menurut para pejabat dapat meningkatkan ancaman Rusia di seluruh Eropa dalam jangka panjang.

Para pejabat tersebut, mengutip temuan intelijen yang diturunkan peringkatnya, mengatakan bahwa AS juga telah menetapkan bahwa China memberikan gambaran kepada Rusia atas perangnya terhadap Ukraina.

Para pejabat membahas temuan tersebut ketika Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken diperkirakan akan melakukan perjalanan ke China bulan ini untuk melakukan pembicaraan. Blinken dijadwalkan untuk menghadiri pertemuan para menteri luar negeri Kelompok 7 atau G7 (Group of Seven) di Capri, Italia. Dalam forum tersebut, Blinken diperkirakan akan menyampaikan kekhawatiran tentang meningkatnya dukungan tidak langsung China terhadap Rusia ketika Moskow merombak militernya dan berupaya mengkonsolidasikan kemajuan baru-baru ini di Ukraina.

Presiden AS Joe Biden sebelumnya telah menyampaikan kekhawatirannya secara langsung kepada Presiden China Xi Jinping mengenai dukungan tidak langsung Beijing terhadap upaya perang Rusia.

Meskipun China belum memberikan dukungan militer langsung yang membahayakan kepada Rusia, China mendukungnya secara diplomatis dengan menyalahkan Barat karena memprovokasi keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melancarkan perang. China juga menahan diri untuk tidak menyebut hal itu sebagai invasi demi menghormati Kremlin.

China telah berulang kali mengatakan bahwa mereka tidak memberikan bantuan senjata atau militer kepada Rusia, meskipun China mempertahankan hubungan ekonomi yang kuat dengan Moskow, bersama dengan India dan negara-negara lain, di tengah sanksi dari Washington dan sekutunya.

“Perdagangan yang berjalan normal antara China dan Rusia tidak boleh diganggu atau dibatasi,” kata Liu Pengyu, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington. “Kami mendesak pihak AS untuk tidak meremehkan dan mengkambinghitamkan hubungan normal antara China dan Rusia.”

Xi bertemu di Beijing pada Selasa (9/4) dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, yang memuji kepemimpinan Xi.

Meningkatnya isolasi ekonomi dan diplomatik Rusia telah membuat negara itu semakin bergantung pada China, yang merupakan bekas saingannya dalam kepemimpinan blok Komunis selama Perang Dingin. [ft]

XS
SM
MD
LG