Tautan-tautan Akses

Para Pemimpin Dunia Serukan Tindakan Segera Atasi Perubahan Iklim


Para pemimpin negara-negara di dunia berfoto di depan mimbar COP21, KTT Perubahan Iklim di Le Bourget, luar Paris, (30/11).
Para pemimpin negara-negara di dunia berfoto di depan mimbar COP21, KTT Perubahan Iklim di Le Bourget, luar Paris, (30/11).

Pencemar terbesar di dunia, China, berkomitmen untuk melakukan bagiannya dengan membatasi emisi karbon pada tahun 2030, tetapi mengatakan setiap negara harus diizinkan untuk mengatur agenda mereka sendiri.

KTT Iklim PBB di luar kota Paris disebut sebagai pertemuan terbesar para pemimpin dunia dalam sejarah dengan tujuan mencapai kesepakatan untuk memperlambat pemanasan global.

KTT itu berlangsung sementara Perancis mengerahkan ribuan polisi untuk mengamankan para delegasi setelah serangan teroris di Paris yang menewaskan 130 orang November lalu.

Menurut pandangan para pemimpin di sana, pertemuan tersebut merupakan kesempatan terbaik bagi mereka untuk menyelamatkan bumi. Seruan mereka untuk bertindak pada hari pembukaan KTT sangat mendesak.

"Ini adalah momen penting bagi masa depan negara Anda, rakyat Anda, dan tempat tinggal kita bersama, planet kita. Kita tidak dapat menunda lagi," kata Sekjen PBB Ban Ki-moon.

Tujuannya: memotong emisi yang cukup untuk mengurangi pemanasan suhu dunia sampai dua derajat Celsius. Tidak melakukannya, ilmuwan memperingatkan, bisa berarti kekeringan dan cuaca ekstrim yang menimbulkan bencana, mencairnya es di kutub, dan naiknya permukaan laut.

Apa yang berbeda di KTT ini adalah masing-masing negara pada awalnya telah memberi garis besar rencana tindakan untuk memenuhi sasaran emisi karbon. Pencemar terbesar di dunia, China, berkomitmen untuk melakukan bagiannya dengan membatasi emisi karbon pada tahun 2030, tetapi mengatakan setiap negara harus diizinkan untuk mengatur agenda mereka sendiri.

"Perjanjian Paris harus mengakomodasi variasi kondisi nasional antar negara dan memberikan tekanan pada hasil yang praktis," kata Presiden China, Xi Jinping.

Para delegasi juga mulai mengungkapkan rincian tentang bagaimana mereka akan mendanai janji mereka untuk meningkatkan belanja terkait iklim sampai 100 miliar dolar dalam lima tahun ke depan.

Mengubah sumber energi menjadi yang lebih ramah lingkungan merupakan prospek yang mahal. Beban itu bahkan lebih berat bagi perekonomian yang sedang dalam transisi. Dalam sejarahnya, Rusia enggan ikut serta, tapi pada hari Senin, Presiden Vladimir Putin membuat komitmen.

"Rusia akan terus berkontribusi untuk upaya bersama dalam pencegahan pemanasan global. Pada tahun 2030 kami berharap akan mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 70 persen dibandingkan dengan tahun 1990," jelas Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Para pemimpin dunia berkumpul pada hari pertama untuk menunjukkan persatuan dengan harapan dapat mendorong pertemuan dua minggu ini untuk menghasilkan kesepakatan bersejarah yang dapat menyelamatkan bumi.

Sementara itu Presiden AS Barack Obama dijadwalkan kembali ke Washington Selasa ini setelah bertemu dengan sekelompok negara pulau yang sangat terimbas perubahan iklim. [as/ab]

XS
SM
MD
LG