Tautan-tautan Akses

Polusi Udara di Tiongkok Lampaui Ambang Batas


Seorang pria menggunakan masker di tengah asap tebal di Alun-Alun Tiananmen, Beijing (29/1). (AP/Ng Han Guan)
Seorang pria menggunakan masker di tengah asap tebal di Alun-Alun Tiananmen, Beijing (29/1). (AP/Ng Han Guan)

Tingkat kualitas udara di Beijing dan beberapa provinsi telah melampaui ambang batas yang membahayakan bagi kesehatan.

Polusi yang merajalela di timur laut Tiongkok telah mencapai tingkat yang sangat tinggi sampai melampaui pengukuran yang digunakan dalam bagan kualitas udara di Amerika.

“Apa yang dialami Beijing, dan bahkan lebih buruk di daerah, sudah melampaui batas dari apa yang kita alami di Amerika Serikat, dan sepertinya lebih dari yang pernah kita alami dalam sejarah negara kita,” ujar John Walke, direktur program iklim dan udara bersih pada Dewan Keamanan Sumber Daya Alam, sebuah kelompok advokasi lingkungan berbasis di Washington, D.C.

Pengukuran kualitas udara di AS menggunakan skala dengan enam warna berindeks 0-500. Lebih tinggi angkanya, lebih besar dan lebih berbahaya polusinya. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan (EPA), 50 merupakan ukuran kualitas udara yang baik atau “kode hijau”, sementara di atas 300 adalah berbahaya atau “kode merah marun.”

Pada musim panas di Washington, D.C., misalnya, mungkin ada beberapa hari di mana polusi mencapai 101-150. Hari-hari seperti ini disebut “kode oranye”, yang berarti udara dianggap tidak aman untuk anak-anak dan manula.

Tingkat selanjutnya, “kode merah,” berkisar antara 151-200. Washington mungkin mengalami beberapa hari seperti ini pada musim panas, sementara kota dengan kualitas udara yang buruk seperti Los Angeles mungkin memiliki 12 hari seperti itu, menurut Walke.

“Skala di atas 200 sangat jarang sehingga kita tidak pernah mengalaminya. Angka itu menunjukkan udara yang sangat tidak sehat,” ujar Walke.

Di atas 200 adalah “kode ungu,” dengan kisaran 201-300; sementara 301-500 adalah “kode merah marun.” Tingkat-tingkat seperti ini hanya dilihat dalam kebakaran hutan yang besar, menurut Walke.

Namun pada Selasa (29/1), Kedutaan Besar AS di Beijing melaporkan bahwa polusi di ibukota Tiongkok itu mencapai 517, angka yang disebut “di atas indeks.” Sebelumnya pada bulan ini juga, tingkat polusi sempat mencapai angka 755.

Angka kualitas udara yang lebih tinggi menunjukkan kandungan partikel kecil yang lebih banyak dalam udara, dan Walke menjelaskan bahwa partikel-partikel terkecil, yang berukuran 2,5 mikrometer, merupakan yang paling berbahaya.

“Partikel-partikel ini demikian kecilnya sehingga dapat menembus jantung, paru-paru dan aliran darah,” ujarnya. “Mereka melewati sistem pengamanan tubuh yang alami dan terkait dengan penyakit-penyakit seperti serangan jantung, stroke, bronkitis dan asma, terutama di kalangan manula.”

Menurut Dominic Meagher, seorang ekonom dari China Policy Institute di Beijing, tingkat kualitas udara berkisar 490 pada dua minggu terakhir.

“490 sangat berbahaya,” ujarnya. “Anak-anak harus diam di rumah, demikian juga para manula, dan warga yang sehat disarankan tidak melakukan olahraga. Sangat tidak nyaman.”

Lapisan “smog” (smoke and fog), atau asap dan kabut yang diakibatkan polusi, sangat hebat di provinsi Zheijiang ketika sebuah pabrik meubel terbakar awal bulan ini dan apinya menyala selama tiga jam sebelum ada yang melihat asapnya.

Profesor Scott Kennedy dari Universitas India melaporkan dari Beijing bahwa smog sangat tebal sampai ia tidak dapat melihat puncak gedung tertinggi di kota tersebut, yaitu World Trade Center Tower III yang setinggi 300 meter. Ia menambahkan bahwa ia hanya dapat melihat sekitar satu setengah blok di jalan.

Pemerintah Tiongkok telah menutup sekitar 100 pabrik yang menyebabkan polusi dan menyingkirkan sepertiga dari kendaraan milik pemerintah di jalanan, namun polusi di Beijing masih ada dalam taraf membahayakan.

Menurut Meagher, aturan tangan besi yang bersifat sementara ini bukan solusi yang berkesinambungan. Ia mengatakan pemerintah harus menetapkan regulasi yang bersifat wajib untuk mengatasi masalah yang tampak di mata publik ini.

“Mereka perlu mengadakan debat terbuka mengenai apa saja pilihan yang ada. Saya kira ini akan termasuk pengetatan standar kendaraan dan pabrik,” ujarnya.

Meagher juga mengatakan perusahaan-perusahaan energi harus meningkatkan standar efisiensi, sesuatu yang enggan mereka lakukan selama ini. (VOA/Matthew Hilburn)

Recommended

XS
SM
MD
LG